![[images/bagaimana-aku-bisa-menjadi-freelancer/A467ED42-67B9-4B2A-B8C6-48CE19182BCB_1_105_c.jpeg|Thumbnail of Bagaimana aku bisa menjadi freelancer]]
Waktu itu tahun 2019. Padahal aku baru aja tiga bulan lulus kuliah dan menjadi Sarjana Teknik, tiba-tiba dunia dikejutkan dengan Covid-19, sampai-sampai pemerintah mengeluarkan peraturan ketat soal protokol kesehatan demi mengurangi kontak fisik oleh masyarakat dan demi memperlambat penyebaran virus Covid-19. Fenomena ini mengubah dunia selamanya.
Selama pandemi, aku yang seharusnya menyebar lamaran kerja jadi ga bisa ngapa-ngapain berbulan-bulan. Bahkan punya kenalan orang dalam pun ternyata ga membantu ku untuk mendapatkan pekerjaan, karena perusahaan mereka sendiri saat itu sedang sibuk ngelakuin lay-off karyawannya.
Karena bingung harus ngapain, yang ku lakukan setiap pagi selama pandemi cuma nonton youtube, main sosmed, dan baca buku.
Lulus kuliah dan menjadi sarjana bukan berarti aku tahu pekerjaan apa yang ku inginkan. Usia ku 25 dan aku bahkan ga tau mau jadi apa saat itu. Pandemi membuatku semakin pesimis dengan pekerjaan. Disatu sisi, pandemi membuatku frustasi karena jadi makin kesulitan mendapatkan pekerjaan, tapi disisi lain aku jadi banyak waktu untuk belajar hal baru dan menemukan pekerjaan yang ku inginkan.
Suatu waktu, ketika menonton video di youtube, algoritma youtube menyarankan video yang berjudul Gaji 30 Juta Rupiah/Bulan Kerja Dari Rumah dengan Upwork yang dibuat oleh mas Kukuh Aldyanto. Yang thumbnail videonya agak click bait sih. Tapi karena aku penasaran, jadi ku tonton.
![[images/alasan-menjadi-freelancer/Untitled 1.png|Gaji 30 Juta Rupian/Bulan Kerja Dari Rumah dengan Upwork]]
Ternyata video diatas bercerita tentang platform freelance yang memungkinkan orang untuk dapat pekerjaan freelance yang bisa dilakukan dari rumah melalui website yang bernama UpWork.com.
Ketika pertama kali menonton tersebut, membuatku berpikir tentang “bisa bekerja dari rumah berarti bebas ngatur waktu kerja dong dan tidak harus pergi kemana-mana dong? selama ada laptop dan internet”. Itu itu juga mengingatkan ku kembali tentang video yang berjudul Working online and traveling the world - digital nomads yang dibuat oleh DW documentary di setahun sebelumnya yang sebenarnya adalah gaya hidup yang ku impikan.
![[images/alasan-menjadi-freelancer/Untitled.png|Working online and traveling the world - digital nomads Youtube video]]
Benar-benar setelah lulus kuliah, gara-gara pandemi itu aku langsung memulai karir ku sebagai freelancer. Sempat beberapa kali berpikir untuk melanjutkan kerja kantoran atau pertambangan setelah pandemi selesai. Tapi ku urungkan niatku karena setelah mendengar cerita dari teman-teman yang kerja kantoran, aku malah jadi makin mantap untuk mengembangkan karirku sebagai freelancer.
Awalnya aku mulai freelancing sebagai seorang generalis alias “apa lu mau, gua ada” (disingkat, palugada).
Aku mencari pekerjaan-pekerjaan yang menurutku mudah dan bisa ku kerjakan. Diantaranya ada pekerajaan manipulasi foto menggunakan Photoshop, vector design menggunakan Adobe Illustrator, nulis algoritma menggunakan Matlab programming language, 3d rendering menggunakan Keyshot, dan bahkan membuat draft/model 3d menggunakan software SolidWorks selama beberapa bulan.
Project pertamaku di Upwork adalah membuat ulang wajah karater dan Golden Crown dari game Fall Guy menggunakan Photoshop.
![[images/tips-pecah-telur-di-upwork/Untitled-1.jpg|Recreate Fallguy Face in Photoshop]]
Tasknya sangat amat mudah untuk pemulan, hanya membuat ulang wajah karakter dari game Fallguy menggunakan Photoshop dan kirim hasilnya sebagai ekstensi png dan psd. Sedangkan Golden Crown adalah task kedua. Aku dibayar $25 untuk masing-masing task. Jadi total upah yang ku dapat dari project pertama ku ini adalah $50.
Tapi saat semakin lama menjalani freelancing sebagai generalis, aku mulai khawatir dengan jumlah pendapatan yang ku terima, aku sadar betapa kecil upah project-project yang ku dapat. Penghasilan ini ga akan membuatku bangga pikirku. Nilainya tersebar diantara $8, $10, $12, untung-untung bisa dapat project senilai $100.
Melihat masalah ini, aku pun jadi berpikir ulang mengenai jasa yang bisa kutawarkan sebagai freelancer. Karena aku juga melihat ada beberapa project yang nilainya besar tapi tak bisa ku kerjakan.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya aku putuskan untuk menjadi programmer.
Keputusan itu ku buat karena pada saat itu laptop ku sangat tidak mendukung untuk melakukan pekerjaan berat seperti 3d modeling dan 3d rendering. Kebetulan juga aku sempat belajar tentang pengembangan algoritma waktu mengerjakan tugas akhir saat kuliah dan spesifikasi komputer yang dibutuhkan juga tidak terlalu tinggi kalau hanya membuat algoritma, jadi membuatku cukup percaya diri memutuskan menjadi programmer.
Karena sudah pecah telur sebelumnya, mendapatkan project programming pun jadi tidak terlalu effort dibandingkan dengan ketika baru mulai.
Sejak 2020 hingga sekarang. Aku jadi makin mantap menjalani karir sebagai freelancer dan programmer.
Dari programmer yang awalnya hanya bisa scripting sampai bisa melakukan full stack development (frontend dan backend) menggunakan bahasa pemrograman seperti Javascript dan Python. Itu semua berkat learning by doing dari tiap project.
Kira-kira begitu lah cerita bagaimana aku bisa menjadi freelancer.
Saat ini aku masih bergantung pada platform freelance seperti Upwork untuk mendapatkan client baru. Meskipun ada beberapa client yang mulai reach out via sosmed dan email, tapi jumlahnya masih sedikit dibanding dengan menggunakan platform.
Menjadi self-taught programmer tidak mudah, karena aku harus memulai segala sesuatunya dari 0 lagi, deal with Impostory Syndrom, dan harus stay up-to-date dengan perkembangan teknologi.
Anyway, aku suka gaya hidup ini. Belajar? tentu aku masih suka belajar supaya tidak tertinggal. Bahkan saat tulisan ini dibuat pun, aku masih sibuk ngulik-ngulik teknologi yang mungkin bisa ku gunakan untuk project yang sedang ku kerjakan.
Trimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca, kalau kamu juga berminat menjadi freelancer, pesan dari ku adalah kamu sebenarnya bisa mulai kapanpun sekarang juga, jangan nyerah kalau stuck, karena menuruku akan selalu ada jalan untuk berhasil. Mungkin bukan sekarang, mungkin 1 atau 3 tahun lagi. Yang penting jangan nyerah.
Kalo menjadi freelancer atau programmer juga adalah mimpimu wujudkan!